Membantu Remaja bertumbuh dalam Kecerdasan Emosinya


Bertempat di Sekolah Peilita I Jakarta Barat, berlangsung seminar Parenting yang membahas "Membantu remaja bertumbuh dalam kecerdasan emosinya." Seminar ini merupakan Acara penutup dari Serial Character Camp yang sudah berlangsung sebelumnya.

Fidelis Waruwu selaku pembiacara dalam seminar ini, menjelaskan bahwa kecerdasan emosi itu adalah sesuatu yang bisa ditumbuhkan dan bukan merupakan bawaan. Semakin anak-anak dilatih untuk bisa mengontrol emosinya, mereka semakin cerdas mengelola emosinya. Karena kecerdasarn emosi itu adalah kemampuan mengelola emosi; mengenal emosi yang dirasakannya dan mengungkapkannya secara sehat. Misalnya setiap orang punya emosi marah. Pribadi yang punya kecerdasan EQ, berarti ia paham mengapa ia marah dan dapar mengungkapkan kemarahan itu secara sehat.

Misalnya, ketika seorang remaja diejek oleh teman-temannya, tentu ia jengkel dan kemudian menjadi marah. Remaja perlu berlatih memahami dengan baik, perasaan marahnya. Mengapa sebenarnya ia marah? Ia menemukan sebabnya, ia malu dan merasa harga dirinya direndahkan melalui ejekan-ejekan yang terus-menerus dilakukan oleh teman-temannya itu. Sekartang setelah dia rahu, apakah dia diam saja dan dengan muka sebal menghindar? Atau ia berlatih menghadapi teman-temannya tersebut, sambil menenangkan dirinya?

Misalnya ia menghadapinya dengan berkata, "baiklah teman-teman, tolong berikan saya masukan, apa yang perlu saya perbaiki, sehingga kesalahan itu tidak terjadi lagi. Soalnya kalau kalian hanya mengejek saya terus-menerus, saya tidak tahu apa yang perlu saya perbaiki. Jadi saya siap menerima feedback teman-teman." -- ungkapan itu adalah ungkapan kemarahan yang sehat, karena lebih rasional. Ia mau mengakhiri ejekan tersbut secara sehat. Teman-temannya yang mendengar akan mulai diajak ke level berpikir rasional. Merka mulai diajak verpikir, benar, apa yang perlu kita berikan sebagai solusi?

Nah, latihan-latihan seperti ini yang dibutuhkan oleh remaja untuk menumbuhkana kecerdasan emosionalnya.

Workhop Psikologi Remaja

Workhop Psikologi Remaja ini membahas, "Apa yang perlu diketahui oleh pendidik dan orangtua mengenai psikologi remaja?" - Materi yang akan dibahas adalah: bagaimana sebenarnya remaja melihat dirinya? Apa yang terjadi dalam proses perkembangan emosinya? Mengapa remaja bisa marah dan meledak tak terkendali bahkan bisa memberontak dan melawan segala aturan? 

Kursus Dasar: Who am I (Self development)

Kursus Dasar ini memberi pemahaman bagaimana mekanisme kepribadian kita bekerja dan sekaligus cara efektif untuk mengelola perkembangannya. Karena setiap karakter adalah hasil bentukan akibat perpaduan faktor-faktor bawaan (pikiran, perasaan, emosi, afeksi) dengan lingkungan. Jadi ketika orang biasa bertindak tenang (emosi dan pikiran dapat mengontrol situasi) pada setiap peristiwa kehidupannya, maka dalam waktu yang lama, yang bersangkutan akan menjadi lebih tenang mengalami peristiwa-peristiwa kehidupan. Dalam Kursus Dasar ini kepada peserta diperkenalkan hukum-hukum dasar yang menjadi faktor pembentukan kepribadiannya.

Sacks Sentence Completion Test (SSTC)

 Workshop Capacity Building: Bagi Konselor SMP dan SMA  di selenggarakan secara online, Jumat 3 Maret 2023, Jam 08:00 - 16:00 WIB.

Latar belakang
Sacks Sentence Completion Test (SSTC) merupakan   tools bagi para guru Bimbingan Konseling (BK) guna dapat memotret keadaan sosial-emosional dan sikap mental siswa-siswinya (SMP dan SMA) secara aktual. Sehingga para guru BK bisa memetakan wilayah emosi mana dan sikap mental apa saja yang perlu dibantu untuk pengembangan diri setiap siswanya.

Sacks Sentence Completion Test atau Test Melengkapi Kalimat diciptakan oleh Dr. Joseph M. Sacks dan sangat efektif untuk mengenal sikap mental dan proses-proses emosi yang sedang dialami oleh remaja.

Ada 15 wilayah emosi yang bisa dipotret dengan sangat akuarat oleh SSCT: Sikap dan emosi remaja berkaitan denghan ibunya, ayahnya, anggota keluarganya, teman perempuan, teman, atasan atau guru-gurunya, pembantu, teman di bawah usianya, dan koleganya. Sikapnya terhadap heteroseksual, bagaimana kondisi psiko-seksualnya. SSCT juga memotret ketakutan yang dirasakan remajarasa bersalahnya, sikapnya terhadap kemampuannya. SSCT dapat juga mengungkapkan bagaimana sikap remaja terhadap masa lalu, masa depan dan cita-cita serta tujuan hidupnya.

Hanya dengan melengkapi 60 kalimat secara spontan dalam 20-30 menit, guru/konselor dapat mendapat gambaran akurat tentang setiap siswanya.

Tentu untuk menggunakan SSCT ini butuh pedoman interpretasi, yang dapat dilakukan oleh setiap orang yang memahami latar belakang penciptaan tools SSCT ini.

Untuk mendapatkan filosofi SSCT, cara dan pedoman interpretasi, akan diadakan workshop 1 (satu) hari  secara online. Setiap peserta mendapatkan:

Materi Workshop:
1. Tools soal SSCT dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
2. Materi Sejarah, latar belakang dan pedoman interpretasi SSCT
3. Simulasi Model interpretasi berbagai kasus dari 15 wilayah emosi remaja.
4. Rekaman Seminar online, yang diikuti oleh peserta (diberikan link setelah webinar selesai)


Waktu:
3 Maret 2023
Jam 08:00 - 16:00

Investasi/Sumbangan: Rp. 250.000 per peserta.
Semua pemasukan dari kegiatan ini disumbangkan untuk pengembangan Bukit Doa St. Inocentius. Investasi/Sumbangan silahkan ditransfer ke:

Bank Mandiri : 1500029108873
a/n. Bukit Doa Santu Inoc


Bukti transfer silahkan diupload di google form sekaligus melakukan registrasi kepesertaaan Klik link:
Registrasi Peserta